Beranda » Sumba » Ini Dia Asal Usul Tradisi Perang Pasola di Sumba

Hai semua pasti banyak nih yang ingin pergi ke sumba, dan mencari cari informasi tentang tempat wisata dan tempat liburan yang sangat menyenangkan di pulau sumba. Namun ada hal yang kalian tidak boleh lewatkan salah satunya adalah acara tahunan yang sudah pasti bisa bikin liburan kamu menjadi sangat menarik, salah satunya adalah festival pasola di pulau sumba yang sangat terkenal.

Buat kalian yang ingin menontonya pasti penasaran apa sih pasola itu? dan kenapa hanya di pulau sumba terdapat acara ini. Di kesempatan kali ini kita akan membahas tentang asal usul dari tradisi perang pasola semoga dengan informasi ini para wisatawan bisa menambah wawasan dan kecintaan kalian terhadap pulau sumba.

Seperti yang di ketahui Perang Pasola merupakan sebuah ritual adat yang selalu dilakukan setiap tahunnya. “Februari atau Maret,” hal ini di lakukan untuk menjaga adat tetap hidup di antara laju perkembangan zaman yang semakin berkembang, serta sebagai bentuk penghormatan para penduduk sumba untuk leluhur mereka yang selalu menjaga dan memberi kehidupan.

Namun di balik meriahnya kegiatan festival pasola ada sejarah cerita masyarakat menarik di dalamnya. Pada zaman dahulu kala hiduplah janda cantik bernama Rabu Kaba di Kampung Waiwuang sumba.

Saat itu Rabu Kaba merupakan seorang janda Umbu Dulla. Tak lama kemudian, perempuan cantik itu dinikahi salah satu pemimpin kampung, Umbu Amahu. Setelah resmi menikah, Rabu Kaba ditinggal sang suami mengembara dalam waktu yang cukup lama.

Pada saat itu umbu Amahu tidak sendirian. Ia ditemani dua pemimpin lainnya, Ngongo Tau Masusu dan Bayang Amahu. Nahas, ketiga pemimpin nan gagah itu tak kunjung kembali. Warga setempat pun menganggap mereka telah mati.

 

Pada waktu bersamaan, Rabu Kaba kembali jatuh cinta. pada seorang pemuda dari Kampung Kodi bernama Teda Gaiparona. Sayangnya, cinta mereka terhalang adat. Cinta mereka juga tak direstui oleh kedua keluarga. akhirnya mereka memutuskan untuk kawin lari.

Saat itu Rabu Kaba pergi meninggalkan kampung bersama suami barunya. Tak lama berselang, keajaiban datang. Ketiga pemimpin Kampung Waiwuang ternyata kembali. Termasuk suami Rabu Kaba, Umbu Amahu.

Berita kembalinya Umbu Amahu sampai ke telinga Rabu Kaba. Namun, perempuan itu sudah terlanjut jatuh hati dengan Teda Gaiparona. Ia pun memutuskan untuk tidak kembali ke dalam pelukan Umbu Amahu yang sudah pulang.

Saat mengetahui hal itu, Umbu Amahu sangat marah, tak menyangka istri tercinta pergi meninggalkannya. Akhirnya Umbu Amahu memerintahkan warga Waiwuang untuk mengadakan tradisi menangkap nyale (cacing laut) dan Pasola untuk melupakan kesedihan tersebut.

Dan akhirnya tradisi itu di lanjutkan sampai sekarang menjadi sebuah warisan budaya yang sangat menarik dan berhasil menarik perhatian para wisatawan dunia, untuk kalian yang akan berlibur ke sumba pastikan bisa melihat festival ini ya.

# Bagikan informasi ini kepada teman atau kerabat Anda

Belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi.

Komentar Anda* Nama Anda* Email Anda* Website Anda

Kontak Kami

Apabila ada yang ditanyakan, silahkan hubungi kami melalui kontak di bawah ini.