Beranda » Uncategorized » Komplek Kuburan Megalitik di Sumba

Kuburan di seluruh dunia lekat dengan kesan seram, tapi akan berbeda apabila Anda menyaksikan kuburan megalitik yang tersebar di Sumba Barat. Bentuknya yang unik dan tidak ditemui di daerah lainnya layak dijadikan pertimbangan untuk Anda yang hobi wisata budaya atau yang sengaja mencari lokasi untuk menghiasi feed instagram.

Masyarakat lokal Sumba Barat percaya bahwa meskipun kerabat sudah tiada tetaplah mendampingi di dunia menjadi dasar mengapa kuburan megalitik diletakkan di sebelah rumah. Sehingga setiap perkampungan adat, memiliki kuburan megalitik yang jaraknya cukup dekat dengan rumah inti.

Komplek Kuburan Megalitik di Sumba

Karakter Kuburan Megalitik

Perbedaan dengan kuburan lainnya, bangunan dibuat dari batu asli bukan batu-buatan seperti lazimnya. Kuburan megalitik selalu dibuat megah disertai hiasan relief dan arca. Hiasannya dibuat semenarik mungkin dengan konsep cerita setelah kematian. Pola hiasan pada kuburan berbeda-beda, mengikuti perkembangan pengaruh kepercayaan dan status sosial.

Seorang bangsawan, yang condong memiliki sifat kehalusan dan kebijaksanaan digambarkan dengan pahatan simbol hewan maupun benda alaml ainnya, seperti bintang dan bulan. Sifat kebesarannya digambarkan dengan simbol senjata atau perhiasan. Bukan hanya itu saja, bahkan hewan piaaraan yang dimikili dapat dijadikan inspirasi.

Keunikan Kuburan Megalitik
Bila Anda menjumpai kuburan megalitik yang sangat megah dengan banyak hiasan, berarti Anda sedang menyaksikan persemayaman seorang raja besar nan kaya raya yang sangat dijunjung tinggi oleh rakyatnya.
Satu kuburan megalitik yang memiliki berat berton-ton jelas memakan waktu lama dalam pembuatannya. Selama proses pembuatan sampai digunakan untuk mengubur, kerabat harus melakukan pengorbanan hewan, jumlah hewan korban bisa mencapai 150 ekor sapi. Tanduk-tanduk sapi pengorbanan tersebut di simpan di rumah-rumah warga.

Fenomena pengorbanan sapi berjumlah 150 ekor tersebut terjadi di Anakalang, perkampungan adat dengan kuburan megalitik paling terkenal di Sumba. Di Anakalang ritual dan metode penguburan secara megalitik masih bisa disaksikan, karena di perkampungan adat lain mulai tergeser dengan adanya makam instan campuran semen dan beton yang murah serta mudah digunakan.
Jenis Kuburan Megalitik

Sebelum datang ke lokasi komplek kuburan megalitik Anda wajib tahu jenis-jenisnya

Watu Pawa’i
Batu kubur yang berbentuk meja besar atau biasa disebut dolmen, disangga dengan beberapa batu bulat dengan jumlah kaki yang beragam. Biasanya digunakan untuk mengubur golongan bangsawan, dengan tanda batu kubur kecil dibawahnya. Andaikata tidak dijumpai batu kubur kecil berarti batu besar tadi difungsikan sebagai monumen agung.

Watu Kuoba
Bentuk peti yang dipahat pada batu utuh dan ditutup dengan lempengan batu yang lebar. Biasanya batu jenis ini digunakan oleh golongan menengah, sehingga bentuk hiasannya tidak konsisten, pun apabila ada pasti polanya cenderung sederhana.

Koro Watu
Bak membuat kubus, batu kubur ini membutuhkan 6 lempengan untuk membentuk peti yang langsung diletakan di atas tanah.

Kuru Kata
Hampir sama dengan dengan Koro Watu, bedanya penutup terdiri dari dua lempeng, namun sama-sama diletakan di tanah.

Watu Manyoba
Bentuk batu kubur yang paling sederhana yang biasa digunakan oleh para pelayan raja, sehingga sering kali dijumpai disekitar kuburan para raja. Kubur hanya terbuat dari lempengan batu tanpa kaki yang langsung diletakan di tanah.

Kadu Watu
Batu yang digunakan sebagai penanda di kuburan raja, fungsinya untuk menandai mana kepala dan kaki orang yang dikubur. Bentuknya tegak lurus atau disebut penji, penji punya beragam ukiran, berfungsi sebagai tanda kebangsawanan.

# Bagikan informasi ini kepada teman atau kerabat Anda

Belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi.

Komentar Anda* Nama Anda* Email Anda* Website Anda

Kontak Kami

Apabila ada yang ditanyakan, silahkan hubungi kami melalui kontak di bawah ini.